TUGAS ILMU BUDAYA
DASAR
MANUSIA DAN KEINDAHAN
&
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
DASAR
MANUSIA DAN KEINDAHAN
&
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
NAMA SISWA : MUHAMMAD AGIN MILENIO .P
NPM
: 14518431
KELAS : 1PA03
NAMA DOSEN : SITI PUJIANTI S.I.Kom.
MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR
ALAMAT
: Jl. Komjen.Pol.M.Jasin No.9, Tugu, Cimanggis, Kota
Depok,
Jawa Barat,16451.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar
tentang manusia dan keindahan serta
manusia dan tanggung jawab.
Makalah ini telah saya susun dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih terutama kepada ibu dosen Siti
Pujianti S.I.Kom. yang telah membimbing saya.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar saya
dapat mengevaluasi makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua nya. Amiin.
Depok, 12-10-18
Muhammad Agin Milenio .P
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia dilahirkan
dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya baik dari dalam, dari luar, maupun
yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai,
cantik, elok, molek dansebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran.
Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Maka
jika manusia hidup tanpa keindahan pada hakikatnya dia sudah mati. Keindahan
bisa membuat kita gembira, bersyukur dan lain-lain.
Manusia juga merupakan makhluk sosial. Dimana dalam kehidupannya
dibebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri
manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal.
Setiap individu memiliki
sifat ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
v Apa pengertian manusia?
v Apa pengertian keindahan?
v Sebutakan nilai penting
dalam keindahan?
v Apa hubungan manusia dengan keindahan?
v Bagaimana cara nya manusia mengetahui akan keindahan?
v Apa pengertian itu tanggung jawab?
v Sebutkan macam-macam tanggung jawab?
v Jelaskan hubungan manusia dengan tanggung jawab?
v Apa itu pengabdian dan pengorbanan?
1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
§ Untuk mengembangkan
kepribadian kita dengan cara memperluas wawasan pemikiran dan kemampuan
kritikal terhadap masalah-masalah budaya.
§ Mengetahui lebih jelas hubungan antara manusia
dengan tanggung jawab.
§ Untuk mengetahui apa kaitannya antara manusia
dan keindahan.
1.4 MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH
¨ Memahami apa itu manusia, keindahan, dan tanggung jawab.
¨ Dapat memahami makna dari keindahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH
swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia
mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa
membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita pun bisa memilih
perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri.
Selain itu dapat diartikan manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosil. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia
perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial.
2.2
Keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada
situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya
bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan
kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu
mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Keindahan
bersifat universal, artinya keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan,
waktu, tempat atau daerah tertentu, bersifat
menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil
seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain
sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar
katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris
diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan
Spanyol ”beloo”.
Dalam arti luas meliputi keindahan
hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik keindahan
mencakup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan
segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti terbatas keindahan sangat
berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya keindahan itu memang
merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu
jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah
dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian
keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu
yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah
kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan
(balance) dan perlawanan (contrast).
2.3 Hakekat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas
atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut
adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry)
keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet
Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk
yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad
pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut
luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.
Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang
baik dan juga menyenangkan
2.
Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam
hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.
Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat
diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Keindahan
identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada
5 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang
sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang
disebut halus dan kasar.
2.
Nilai intrinsik yakni sifat baik yang
terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut.
Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
3.Keserasian berasal dari kata serasi,
serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, kena benar, cocok dalam hal
kepaduan ukuran dan keseimbangan.
4.
Kehalusan berasal dari kata halus,
artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa) beradap.
Halus bagi manusia itu ialah berupa sikap.
5. Renungan
berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu,
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian dengan
mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam
hati kita tentang suatu hal.
Teori
estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art”
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni
karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri.
2.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni
karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang
subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila
terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
Ada
tiga hal yang nyata ketika seseorang menyatakan bahwa sesuatu itu indah,
apabila ada keutuhan (Integrity) ada keselarasan (Harmony) serta kejelasan
(Clearity) pada objek tersebut. Ini biasanya disebut sebagai hukum keindahan
2.4 Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa
dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni
pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang
dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik.
Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas,
seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban
teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa
keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya
tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah
tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep
dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya
mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan
berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual)
atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya
adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak
berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia
identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang
indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik
yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya
tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang
yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu
dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan
suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi.
Demikian pula kata indah diterapkan
untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai
kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh
merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi
interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan
manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan
interaksi.
Pengungkapan
keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan
tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai
penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan
nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi
lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia,
martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
Ada
beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1) Tata nilai yang telah usang
2) Kemerosotan Zaman
3) Penderitaan Manusia
4) Keagungan Tuhan
Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatan
yang di sengaja
maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban.
Menurut
kamus besar bahasa
Indonesia Tanggung jawab
adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung
jawab merupakan berkewajiban menanggung, memikul,
dan menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran atas kewajibannya.
Tanggung
jawab timbul karena
telah diterima wewenang. Tanggung jawab
juga membentuk hubungan
tertentu antara pemberi wewenang dan
penerima wewenang. Jadi tanggung
jawab seimbang dengan wewenang.
Sedangkan
menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung
jawab adalah sesuatu yang
menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Tanggung
jawab dalam konteks
pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang bertanggung
jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas apa yang menjadi tanggung
jawabnya.
Dengan
demikian kalau terjadi sesuatu maka
seseorang yang dibebani tanggung
jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu
manusia yang bertanggung
jawab adalah manisia
yang dapat menyatakan diri
sendiri bahwa tindakannya
itu baik dalam
arti menurut norma umum,
sebab baik menurut
seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang lain
.Dengan kata lain, tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
2.6 Macam-Macam Tanggung Jawab
Menurut
ruang lingkup dan
sasarannya, tanggung jawab
dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Pada dasarnya manusia adalah mahluk individu yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya terhadap diri sendiri dalam mengambangkan kepribadian sebagai manusia prbadi. Dengan demikian, bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan menganai dirinya sendiri, menunrut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral namun manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi manusisa mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan sendiri. sebagai perwujudan dari pendapat perasaan dan angan masnusia berbuat dan bertindak.
Contoh :
Manusia mencari
makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
agar dapat melangsungkan hidupnya.
2.
Tanggung Jawab
Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan
Masyarakat kecil, keluarga terdiri dari suami-istri, ayah
ibu dan anak-anak,
dan juga orang
lain yang menjadi anggota keluarga.
Tiap anggota keluarga
wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung jawab
ini menyangkut nama
baik keluarga tapi ketangung
jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan pendidikan dan kehidupan.
Contoh :
Seorang ayah
rela bekerja membanting
tulang demi memenuhi tanggung jawabnya
sebagai kepala keluarga
untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya.
Pada hakekatnya manusai tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lain, sesuai dengan kedudukannya, manusia sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan sebagai anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab yang sama seperti anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Sangat wajar apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertaggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh :
Seseorang yang
menyediakan rumahnya sebagai
tempat kemaksiatan pada lingkungan
masyarakat yang baik-baik,
apapun alasannya tindakan ini
termasuk tidak bertanggung
jawab terhadap masyarakat, karena
secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi penerusnya di
lingkungan masyarakat tersebut.
4.
Tanggung Jawab
Terhadap Bangsa/Negeri
Satu kenyataan
lagi, bahwa setiap
manusia adalah warga Negara, suatu
Negara dalam berpikir,
berbuat, bertindak, dan bertingkah laku
manusia terikat oleh
norma-norma atau ukuran-ukuran yang
dibuat oleh
Negara. Manusia tidak
dapat berbuat semuanya sendiri
bila perbuatan manusia
itu salah maka
ia harus bertanggung jawab kepada
Negara.
Contoh :
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar
Lubis, guru Isa yangterkenal guru yang baik, terpaksa
mencuri barang-barang milik sekolah
demi rumah tangganya.
Perbuatan guru Isa
ini harus pula dipertanggung jawabkan
kepada pemerintah. Kalau
perbuatan itu di ketahui
ia harus berurusan
dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan.
Sehingga dikatakan tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan. Yang diruangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan memberikan adzab. Sebab dengan mengabaikan perintah perintah Tuhan. Berarti menginggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan terhadap Tuhan sebagai penciptanya. Bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya manusia harus berkorban.
Contoh :
Seorang
biarawati dengan ikhlas
tidak menikah selama hidupnya karena
dituntut tanggung jawabnya
terhadap Tuhan sesuai dengan
hukum-hukum yang ada
pada agamanya, hal
ini dilakukan agar ia
dapat sepenuhnya mengabdikan
diri kepada Tuhan
demi rasa tanggung jawabnya.
Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia
berkorban tidak memenuhi
kodrat manusia pada
umumya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang
sebetulnya juga merupakan
sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.
2.7 Hubungan Manusia Dengan Tanggung Jawab
2.7 Hubungan Manusia Dengan Tanggung Jawab
Tanggung
jawab adalah ciri
manusia beradab (berbudaya) manusia merasa
bertanggung jawab bahwa
ia menyadari akibat
baik ataupun buruk atas
perbuatannya, untuk membangun
jiwa yang bertanggung jawab
perlu di tempuh
memlalui pendidikan, penyuluhan,
keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Seseorang bertanggung jawab karena ada kesadaran ataupun keinsyafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam linkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya sendiri terhadap manusia lainnya dan terhadap alam sekitarnya, manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan, anatara sesama manusia dan lingkungan.
Seseorang bertanggung jawab karena ada kesadaran ataupun keinsyafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam linkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya sendiri terhadap manusia lainnya dan terhadap alam sekitarnya, manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan, anatara sesama manusia dan lingkungan.
Manusia
pada hakikatnya adalah
mahluk yamg bertanggung jawab. Disebut
demikian karena manusia
selain merupakan mahluk individual, dan
mahluk sosial, juga
merupakan mahluk Tuhan.
Manusia
mempunyai tuntutan yang
besar untukbertanggung jawab mengingat ia
mementaskan sejumlah peranan
dalam konteks sosial, individual, ataupun teologis.
Allah
telah menciptakan manusia lengkap dengan
segala peralatannya, diberi hidup,
akal, dan budi
pekerti. Semua pemberian itu
harus dijaga dan
dipelihara, karena hidup,
akal dan budi
yang diberikan Allah tersebut
nantinya akan dimintai
pertanggung jawaban. Sesuai
dengan firman Allah
dalam kitab suci
Al-Qur’an Surat At-Takatsur ayat 8.
Artinya:
”kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu)”.Manusia
adalah hamba Allah.
Sebagai hamba Allah
maka manusia harus menuruti
semua perintah Allah,
dan tidak boleh membangkang pada-Nya.
Setiap perilaku kita
harus diridloi-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus
mengagungkan-Nya. Kita ini memang
budak dihadapan Allah,
namun dengan inilah
kita menjadi mulia, kita
menjadi mempunyai harga
diri, kita menjadi
mempunyai jiwa, kita menjadi mempunyai hati, kita menjadi mempunyai
harapan cerah yang akan diberikan atas ketaatan kita.
Dengan kedudukan ini, maka
manusia hidup di
dunia ini mempunyai dua
tugas yang nantinya
akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah, yaitu:
1.Beribadah
kepada Allah
Beribadah disini
adalah dalam arti yang sempit dan dalam arti yang luas. Beribadah dalam
arti sempit berarti
mengerjakan ibadah rital
saja,
seperti
Shalat, Zakat, Puasa,
Haji, dan lain
sebagainya. Sedangkan ibadah dalam
arti luas adalah
melaksanakan semua aktifitas
baik dalam hubungan dengan
secara vertikal kepada
Allah SWT maupun bermuamalah dengan
sesama manusia untuk memperoleh
keridoan Allah sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Allah SWT
dan Hadist. Allah berfirman dalam
Adz-Dzariyat ayat 56:
Artinya:"Dan
Aku tidak menciptakan
jin dan manusia
kecuali untuk beribadah
kepada-Ku."
2.Menjadi
Kholifah di Bumi
Segala sesuatu
yang ada di
dunia ini telah
ditaklukkan Allah bagi manusia,
Hewan, tumbuhan, binatang,
bumi dengan segala
apa yang terpendam di
dalamnya. Allah memberikan
gambaran tentang
diberikannya tugas khalifah
ketika berdialog dengan
malaikat, dalam Q.S Al-Baqoroh
ayat 30:
Artinya:”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat:'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'
Mereka berkata: 'Mengapa
Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?' Tuhan
berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'”
Dari ayat
di atas, maka
jelaslah bahwa tugas
manusia adalah menjadi kholifah
di bumi, dan
manusia haruslah menjaga, melestarikan, merawat,
dan memelihara bumi
ini dengan sebaik-baiknya. Selain
itu, manusia juga
diberi kewenangan untuk memanfaatkan apa
yang ada di
bumi ini guna
memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam menjalankn
amanah yang di
bebankan Allah kepada mausia, manusai
tidak boleh berbuat
semena-mena, tidak boleh berbuat semaunya
sendiri. Maka hendaknya
kita berhati-hati, akan amanah
yang telah diberikan
Allah kepada kita,
karena sebenarnya setiap kita
adalah pemimpin, dan
setiap pemimpin akan
dimintai pertanggungjawabannya
masing-masing di sisi
Allah Pedoman Dan Bekal
Manusia. Untuk pedoman
hidup manusia Allah
SWT telah menurunkan Al
Qur'an supaya manusia
bisa mengemban amanah yang
diberikan oleh Allah
SWT, disamping itu
juga kita juga
wajib untuk melaksanakan pedoman
hidup dan cara
beribadah dan bermuamalah berdasarkan
Sunnah Rasullullah SAW,
serta ijtihad para ulama
dan tabi’in yang
berdasarkan pada Al
Quran dan Al Hadist.
Bekal manusia yang
dapat digunakan untuk
memahami ayat-ayatNya. Allah
menganugerahkan kepada manusia
mata, telinga, mulut, tangan,
kaki, akal, hati,
dan seluruh anugerah
yang amat banyak, baik
yang lahir maupun
yang batin. Dan
nantinya mata, telinga, dan
hati dan semuanya
akan dimintai pertanggungjawaban Allah. Untuk apa selama
ini digunakan.Tanggung jawab juga
berlaku di lingkungan
keluarga, masyarakat, dan negara.
Semuanya memiliki norma-norma yang harus ditaati, dan setiap orang
harus mematuhi norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Jika
melanggar norma tersebut,
maka mau tidak
mau harus bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut baik, baik kepada
manusia
maupun kepada Tuhan.
Jiwa beranggung jawab
harus dimiliki setiap individu.
2.8 Pengabdian
Dan Pengorbanan
v Pengertian
Pengabdian
Pengabdian
adalah perbuatan baik
yang berupa pikiran, pendapat, atau
tenaga sebagai perwujudan
kesetiaan antara lain kepada
raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan
ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung
jawab. Apabila kita
bekerja dari pagi
sampai sore untuk mencukupi kebutuhan
keluarga, itu berarti
kita mengabdi kepada keluarga
karena tanggung jawab dan kasih sayang kita kepada keluarga.
v Macam-macam
Pengabdian
Ø Penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan
merupakan perwujudan tanggung jawabnya yang juga diikuti oleh pengorbanan.
b. Pengabdian kepada masyarakat :
Ø Ini timbul karena manusia dibesarkan dan hidup dalam
masyarakat, sehingga sebagai perwujudan tanggung jawabnya kemudian melakukan
pengabdian juga pengorbanan.
c. Pengabdian kepada raja :
Ø Suatu penyerahan diri secara ikhlas kepada rajanya,
karena dianggap yang melindunginya, walaupun sekarang jarang terjadi.
Ø Timbul karena seseorang merasa ikut bertanggung jawab
terhadap kelestarian (kelangsungan) negara dan demi persatuan kesatuan bangsa.
e. Pengabdian kepada harta :
Ø Ini terjadi karena seseorang memandang bahwa harta
yang menghidupinya, sehingga tindakan- tindakannya semata- mata demi harta.
f. Pengabdian kepada keluarga :
Ø Ini timbul karena keinginan untuk membahagiakan
keluarga dengan terpenuhinya kebutuhan secara lahir dan batin secara layak.
v Contoh
Pengabdian :
Ø Seorang guru di suatu desa terpencil harus menempuh perjalanan lebih dari 3 jam melewati sungai
dan bukit-bukit yang tidak mudah untuk mengemban tugasnya mengajar di sebuah
sekolah yang bahkan tidak memiliki banyak murid, namun guru itu tetap mengajar
meskipun harus melewati usaha yang berat dalam mencapai sekolah.
v Pengertian
Pengorbanan
Pengorbanan adalah
pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara
ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja
diperlukan.
Pengabdian lebih
banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk
kepada pemberian. Dalam pengadian selalu dituntut pengorbanan, tapi belum tentu
pengorbanan menuntut pengabdian.
v Macam-macam
Pengorbanan
a)
pengorbanan harta
benda
b)
pengorbanan
pikiran
c)
pengorbanan
perasaan
d)
pengorbanan tenaga
v Contoh
Pengorbanan :
Ø Seorang ibu rela mengesampingkan keinginannya dalam
membeli sesuatu untuk dirinya sendiri, demi membeli kebutuhan anak-anaknya,
meskipun hanya keinginan kecil, seorang ibu mengorbankan waktu istirahatnya
untuk menjaga anaknya.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Jadi, menurut saya keindahan adalah sesuatu yang dapat
dirasa dan dilihat atau dinikmati dan menimbulkan rasa senang pada seseorang
yang melihat keindahan tersebut maupun seseorang yang disebut “indah”.
Contohnya banyak juga yang berpendapat bahwa cantik hati lebih indah dari pada
cantik fisik, namun kenyataannya berbeda. Banyak orang-orang yang lebih
mengutamakan fisiknya daripada hatinya. Padahal jika seseorang sudah nampak
keindahan dari dalam dirinya (inner beauty) keindahan fisik juga nantinya akan
turut menyertai keindahan pada diri seseorang tersebut. Dan hubungan Antara Manusia
dan Keindahan sangat kuat dan tidak pernah hilang dari manusia itu sendiri.
Sedangkan, tanggung jawab pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks
pergaulan manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah
orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau
diperbuat menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur
terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa
tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi
kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab
adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang
yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan
kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya
sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung
jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya
dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang
berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk
kepentingan manusia itu sendiri.
3.2
SARAN
Saran
dari penyusun adalah sebaiknya makalah ini dipelajari dan dipahami maksud isi
dan bahasanya sehingga kita semua lebih mengerti tentang manusia dan keindahan
serta mampu menerapkanya didalam kehidupan kita sehari-hari.
Sebagai
seorang makhluk ciptaan Allah SWT hendaknya kita dapat memahami rasa tanggung
jawab dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan
bermasyarakat, seorang manusia tidak boleh hidup semaunya, semua harus sesuai
dengan norma-norma yang berlaku tentunya menurut ajaran agama Islam guna
mencapai kemakmuran dan ketentraman hidup
Wujud
tanggung jawab terdapat berbagai macam makna yang didalamnya mengandung
pengertian adanya kewajiban untuk berbuat sesuatu. Oleh karena itu, manusia
berkewajiban untuk membuat sesuatu yang menjurus kepada pengabdian, kesadaran
akan hak, kewajibannya dan akhirnya wajib berkorban demi cintanya kepada
keluarga, bangsa, negara, agama, serta lingkungannya.jadi disamping tanggung
jawab perlu pula diwujudkan suatu tindakan dimana pengabdian, pengorbanan dan
kesadaran akan semua hal yang perlu diwujudkan.
DAFTAR PUSTAKA